25.12.11

via slora sauna
via slora sauna

You are my everything, Ibu :)


Seorang anak bertanya pada Tuhannya:
Rabb, mengapa ibuku sering menangis?

Allah menjawab:
Karena ibumu seorang wanita.
Aku menciptakan wanita sebagai makhluk yang istimewa.
Aku kuatkan rahimnya untuk melahirkan benih manusia.
Dan aku tabahkan pribadinya untuk terus berjuang saat orang lain menyerah.
Aku beri dia rasa sensitif untuk mencitai putra putrinya.
Aku tanamkan rasa saying yang akan meninabobokan anak-anaknya, dan beragi cerita dengan putra putrinya yang beranjak dewasa.
Aku beri dia kekuatan memikul beban keluarga tanpa mengeluh.
Aku kuatkan batinnya untuk tetap menyayangi dengan putra putrinya sekalipun.
Aku beri dia kemudahan untuk melindungi batin suaminya.
Aku beri dia kebijakan untuk mengerti bahwa suami yang baik takkan pernah menyakitinya.
Tapi kadang itu hanyalah ujian apakah dia wanita setia.
Bundamu sosok yang sangat kuat jika kau lihat bundamu menangis, karena aku beri dia air mata yang bisa digunakan sewaktu-waktu untuk membasuhkan luka batinnya dan memberikan kekuatan baru.  
(dari sebuah artikel islam)


Ibu selalu melantunkan nama anak-anaknya untuk setiap doa di setiap hari, di setiap jam, bahkan di setiap detik hidupnya. Ibu selalu mengusahakan yang terbaik untuk anak-anaknya, meskipun itu berarti harus ada pengorbanan untuk dirinya. Saat anaknya masih kecil, ibu tak kenal lelah mengantarnya ke sekolah atau kemanapun anaknya ingin pergi. Ibu selalu menyempatkan waktu untuk anak-anaknya, walaupun kadang saat itu anak-anak sering menyalahartikan kepeduliannya dengan berpikir bahwa ibu terlalu posesif dan bawel. Saat anaknya beranjak remaja, ibu tetap menjadi orang yang paling pengertian. Ibu kadang berpura-pura tidak tahu apa-apa untuk menjaga perasaan anaknya, padahal nalurinya selalu tahu rahasia sekecil apapun yang anaknya sembunyikan. Saat beranjak dewasa, ibu menjadi orang yang lebih sabar karena harus menunggu anak-anaknya pulang dari kesibukan di luar sana.



Mengingat ibu selalu membuatku kuat meski sedang dalam titik terendah sekalipun. Pada akhirnya, ibu selalu menjadi rumah bagiku, tempat dimana anak-anaknya bisa pulang.Ibu adalah orang yang paling aku sayangi melebihi apapun di dunia ini. Ibu itu orangnya baik, baik sekali, ibu itu sayang sekali sama anak-anaknya. Ibu selalu rela melakukan apapun yang terbaik untuk anak-anaknya. Ibu selalu tidak ingin melihat anak-anaknya sedih. Padahal aku tahu kalau beliau sudah tidak merasakan kasih sayang seoarang ibu semenjak kecil, tapi itu tidak membuatnya mati rasa, bahkan kasih sayang yang beliau berikan untuk anak-ananya sangatlah besar. Sampai-sampai ibu selalu menjadi alasanku untuk menangis terharu karena ketulusannya yang tak terhingga itu. Mengingat wajah ibu selalu memberikan kekuatan untukku, ibu adalah  alasanku untuk tetap semangat setiap hari. Ibu adalah doaku setiap hari.



Terima kasih Allah, untuk menakdirkan aku jadi anaknya, untuk memberikan cinta setulus itu lewat ibu. Aku sayang sekali pada ibu, tapi harus lebih sayang sama Allah ya, supaya Allah juga semakin sayang sama ibu :) Aku juga harus selalu berusaha jadi insan yang terbaik, jadi anak solehnya ibu. Bukan cuma karena ingin meraih surga di telapak kakinya, terlebih karena ingin menjadikannya seorang ibu hebat di mata Allah sehingga beliau layak mendapatkan surga-Nya kelak. Amien :)

22.12.11

via pinterest
Ada kalanya menyerah itu manusiawi. Mengalah dan mencoba jalan lain. Membuka hati :)
via weheartit

Dream Shelves

via pinterest
Ayah-ibu asyik berdiskusi di bawah.
Anak-anak mengeja sambil berceloteh riang di atas.

21.12.11

Bekas Luka

Ada bekas luka di lutut sebelah kiri.
Padahal jatuhnya sudah lama.
Saat kecil, lebih dari sewindu yang lalu.
Aku heran, kenapa luka itu belum hilang.
Luka itu berarti sakit, kan?
Tapi aku sudah tidak merasa apapun.
Sakit karena jatuhnya sudah tak terasa.
Kronologisnya pun sudah tak bisa diingat.
Berarti luka itu sudah hilang ya.
Lalu yang di lutut kiri itu apa?
Bekas luka. Hanya bekas luka.
Tapi kenapa masih berbekas?
Masih berbekas bukan berarti masih terluka.
Saat melihat bekas luka di lutut kiri itu, mungkin aku akan mengingat bahwa aku pernah jatuh.
Perkara bagaimananya, aku sudah lupa.
Tentang seberapa sakitnya, ya aku sudah tidak ingat.
Yang tersisa di lutut kiri itu cuma bekasnya,
untung bukan lukanya.

Sometimes, you need to be alone. Not to being lonely, but to enjoy your free time being you and yourself.
@TheLoveStories

20.12.11

Karya Pertama

Dimulai pada tahun 2007, saat saya masih duduk di bangku SMA. Itulah awal mula saya mencoba membuat lukisan-lukisan di kain. Waktu itu saya mendapat tugas seni rupa untuk membuat karya besar di akhir semester, medianya bebas dari apa saja. Setelah berkali-kali dipikirkan, akhirnya saya berniat membuat kaos lukis. Dan inilah karya-karya pertama saya. Terima kasih tak terhingga untuk guru seni rupa saya itu, karena telah menginspirasi, karena dengan tugasnya itulah saya bisa terus berkarya sampai sekarang :)
                            

T-shirt "Princess in Me"
T-shirt "Friends Forever"
 

Tempat mukena "Anak Soleh"
Tempat Mukena "Anak Solehah"


Saat Hujan Deras

Hujannya deras sekali.
Harusnya kamu sedang duduk manis nonton film kartun sambil menyeruput segelas susu cokelat panas, dik.
Bukannya menerobos deras ini sambil membawa payung super besar yang bahkan bikin tubuhmu oleng. 
Saya takut kamu sakit karena basah kuyupnya sekujur tubuhmu. 
Kamu terus menggigil dan itu membuat saya semakin tak kuat saja melihatnya. 
Tapi tentu saja kamu kuat, dan bahkan waktumu saja tak pernah disempatkan untuk sekadar menangis, kan. 
Maka saya juga akan belajar kuat darimu, untuk tidak mengeluarkan air mata tetapi justru selalu mendoakan kamu. 
Karena saya melihat pelangi itu, bukan cuma dari corak payung raksasamu, tapi juga dari binarnya matamu. 

Sabar ya, dik, setiap hujan pasti mendatangkan pelangi, sebentar lagi :)


via google

"Jatuh cinta bikin kamu menulis banyak. Patah hati bikin kamu menulis banyak--lebih banyak"
@perempuansore

Atau bisa juga: jatuh cinta bikin kamu berkarya banyak. Patah hati bikin kamu berkarya banyak--lebih banyak :p

Sepatu-sepatu-sepatu




Untuk Orang-orang Tersayang :)

Mari sedikit menoleh ke belakang, ini adalah karya-karya terdahulu. Saya suka sekali melukis di atas kain. Dan kesukaan saya ini saya persembahkan untuk orang-orang tersayang :)



Aku Anak Soleh

"Naik-naik ke Puncak Bukit"

"Ikan Centil"
 T-shirt bergambar sebagai hadiah untuk saudara dan keponakan kecil yang cantik-cantik :)





"Balonku Ada Tiga Rupa-rupa Warnanya"

"Naik Mobil"
 Topi bergambar sebagai hadiah untuk para keponakan kecil  yang ganteng-ganteng  :)





"Drizzle"
Digambar di atas kain, untuk sahabat yang suka sekali pada gerimis :)





"Pooh and Hunny"
 Sepatu pesanan si sahabat masa kecil :)

"Sometimes you play a game even when you know you’re gonna lose. Or sometimes, you leave a game even when you know you can win." (From Prada To Nada)

Atau kadang kamu juga bisa berada di antara keduanya. Tapi tidak apa-apa, mengalah bukan berarti kalah, kan? ;)

Kado untuk Khaira


Kado penyambutan kedua untuk keponakan kecil yang baru lahir.
Kado yang pertama tentu saja doa :)

13.12.11

Mainan Anak-anak

Pernah menjadi kanak-kanak, kan? Dunia yang indah, begitu polos, lugu, dan penuh tawa. Satu-satunya manis yang dirasa adalah wujud cinta ayah-ibu lewat sebuah mainan. Bayangkan mainan itu adalah wujud cinta edisi muda, versi bocah ingusan. Mainan yang dibelikan banyak sekali, dari mulai mainan plastik murah meriah yang dijual pedagang keliling hasil rengekan pada ibu, sampai mainan bagus keluaran supermarket yang ayah hadiahkan di hari ulang tahun. Tapi semuanya nampak sama saja, tak ada beda. Di mata anak kecil yang masih tak tahu dunia ini, semua sama: mainan ya pemenuh rasa cinta.


via weheartit

Tapi diantara yang banyak dan sama itu trnyata ada yang menjadi pusat perhatian curahan cinta. Pernah punya mainan kesayangan? Saat kamu tak pernah melewatkan satu episode permainan pun tanpa mainan itu. Kamu sombong pada teman-teman komplek tentang hebatnya si mainan. Dan saat si teman jahil ingin mencoba mainanmu, kamu tepis tangan itu sambil berteriak kesetanan. Si jahil lalu berubah menjadi si cengeng. Lalu entah mengapa, kamu akhirnya ikut merengek juga.

Dan mengadu pada ibu, “Aku cuma ngga mau dia rusak mainanku yang paling bagus!”

Dengan bijaknya ibu menasihati sambil menenangkan seraya mengusap air mata yang mengalir sederas ingus lalu yang bercampur membuat rasa asin di lidah. Kok asin? Menangis itu tidak enak ya. Isakan dengan bahu naik-turun membuat lelah. Lebih baik membeli es krim. Lebih enak.
Sambil makan es krim, ibu bilang,”Jangan bertengkar lagi ya, itu kan temanmu. Mainan kalau rusak bisa beli yang baru.”
Orang dewasa suka seenaknya, tidak mengerti. Tapi lelehan es krim rasa vanilla di mulut serta angin semilir membuat semua kejadian dramatisasi tadi terlupakan. Lenyap sekejap.

via weheartit

Tik tok tik tok…

Waktu bergulir. Mainan itu sudah usang. Tapi masih tetap yang tersayang. Semakin hari semakin takut. Bukan lagi karena khawatir direbut oleh teman sepermainan, tapi karena usangnya seiring waktu berlalu. Takut sekali. Mungkin sudah waktunya mainan itu masuk ke tempat sampah. Ah, sedih sekali membayangkannya! Tak tega. Bukannya ayah tak mampu membelikan yang baru, bahkan yang lama pun masih ada, bertumpuk. Tapi hanya tak ingin yang tersayang  ini rusak. Masih ingin selalu membuat permainan dengan tokoh utama yang sama. Hanya tak ingin yang satu ini rusak. Cukup itu. Sesederhana itu. Tapi siapa yang bisa mengendalikan? Terlalu sering dimainkan jadi mudah rapuh. Dan hari ini mainan kesayangan positif rusak. Tumpahlah tangisan mebanjiri hari-hari. Rengekan tak penting mungkin menurut orang dewasa.

Tapi ibu masih peduli, lalu bilang, “Sudah, nak, jangan menangis lagi. Nanti kita beli yang baru. Atau nanti kalau kamu sudah besar, kamu bisa punya mainan apapun yang kamu mau, yang lebih bagus.”

via weheartit

Anak kecil tahu apa. Dibilang begitu, muncullah tekad mencari mainan yang tahan banting, tak lekang oleh zaman, yang bisa menemani setiap saat. Mainan paling bagus di seluruh dunia. Sesederhana itu.


Some people show off their beauty because they want the world to see it. Others try to hide their beauty because they want the world to see something else.
(The Sisterhood of the Traveling Pants)

Maybe sometimes it’s easier to mad at the people you trust. Why? Because you know they’ll always love you, no matter what.
(The Sisterhood of the Traveling Pants)