Showing posts with label Literature. Show all posts
Showing posts with label Literature. Show all posts

4.6.12

Bianglala


“Ayo bermain bianglala!”, ajaknya dengan menggebu.
“Ah, tapi aku takut, aku takut ketinggian”, tolakku hamper menangis.
“Aku akan menghilangkan rasa takutmu. Coba saja dulu ya..”, janjinya terujar.
Kami hanya dua bocah kecil yang belum tahu dunia.
Aku dengan kepolosanku dan dia dengan denga kesokatahuannya.
Kami bermain bianglala, setiap hari, setiap minggu, setiap bulan, sampai tak terasa lamanya.
Aku bahagia, selama dia yang menemaniku bermain.
Dia menjagaku, saat itu setidaknya.

Tapi tahukah kamu?

Bianglala itu mesin semu, berputar tetap pada porosnya.
Aku sedih tiap kali koin kita akan habis, kita harus turun.
Aku sedih tiap kali mengingat koin kita pasti akan habis.
Rasa ini hampir mati.
 Lalu kamu tak tega, kamu ajak lagi aku berputar lagi, duduk manis di kursi bianglala.
Aku tertawa lagi, terlalu bahagia.

Tapi tahukah kamu?

Kesemuan bertambah seiring bertambahnya putaran tiga ratus enam puluh derajat itu.
Rasa ini mati lagi, sampai-sampai tak bisa bedakan mana hitam atau putih.
Semu, Tuan!
Bianglala akan terus berputar semu.
Turun saja ya?
Istirahat, tidak lagi berputar.
Kita lelah.
Aku merengek, entah harus menyalahkan siapa.
Koinnya sudah habis ya?
Kalaupun ada lagi,
Bianglala akan tetap berputar semu kan?
Kamu teman kecilku yang baik, pernah mengajak bermain bianglala, memanjakanku sampai tak mau berhenti.
Tapi sekarang aku kesal.
Kamu tidak menepati janji.
Dan sekarang aku takut bermain wahana lain. 


{ source }

Turun sekarang?
Atau mabuk dalam putaran?

24.3.12

{dream}

Notebook by koolastuffa

Saat saya memiliki ide, saya akan langsung menorehkannya di kertas. Supaya saya selalu ingat, supaya ide-ide itu tidak hanya mengendap di kepala, atau malah akhirnya menguap terbang entah kemana. Berharap suatu saat nanti goresan-goresan kasar itu bukan cuma sekedar ide. 

Saya memiliki banyak keinginan, satu-persatu saya akan menuliskannya. Supaya saya punya target dan tidak lupa pada apa yang benar-benar saya inginkan itu, supaya tidak mudah terdistraksi. Berharap perlahan-lahan saya bisa mendapatkan apa yang saya inginkan itu, tentu saja dengan selalu diiringi dengan usaha.

Setiap orang pasti punya mimpi, saya punya banyak, kamu juga kan? Saya biasa menuliskan dan menggambarkan mimpi-mimpi saya itu. Supaya saya tidak pantang menyerah. Karena saat keadaan membuat saya lemah, saya akan mencari tulisan tentang impian-impian saya itu, lalu setelah itu saya akan mempunyai alasan lagi untuk tetap yakin bahwa saya masih punya asa untuk mewujudkan semua impian itu. Saya berdoa sangat kuat supaya Tuhan mendengar mimpi-mimpi saya yang banyak itu, semoga selalu ada jalan untuk membuatnya menjadi kenyataan. 

Manusia boleh punya cita setinggi langit, merancang segala yang ada di depan sana. Tapi tidak boleh terlena dan lupa kalau kita hidup saat ini. Saya senang menuliskan kejadian-kejadian hidup yang saya alami. Saat saya menuliskan cerita ‘hari ini’, esok-esoknya mungkin ceritanya akan berubah menjadi ‘masa lalu’, justru titian-titian yang sudah berhasil saya lewati itulah yang akan menjadi bekal saya menghadapai ‘masa depan’ . Segala harapan, cita, dan mimpi akan saya perjuangkan mulai dari hari ini. Semoga Tuhan selalu dengar :)

"Tuliskan rencanamu dengan sebuah pensil,
namun berikan penghapusnya pada Tuhan.
Karena Dia yang akan menghapus bagian yang salah,
dan menggantinya dengan yang terbaik untukmu." -anonim-


5.3.12

vitarlenology: Membebaskan Pertanyaan

vitarlenology: Membebaskan Pertanyaan: Suatu pagi di jendela gudang selatan foto oleh vitarlenology Katanya setinggi-tingginya maaf adalah ketika kita mampu menerima denga...

"Ternyata, tidak semua hal yang tidak kita mengerti perlu dipelihara sebagai pertanyaan yang menggantung dan membebani."

1.1.12

New Year!

Padahal setiap hari besaran yang kita kenal dengan sebutan ‘waktu’ ini terus berjalan. Terus, terus, dan terus. Berarti bukan cuma ada tahun baru, ada anak-anak beserta cucu dan cicitnya juga: bulan, minggu, hari, jam, menit, detik.

Selamat bulan baru!
Selamat minggu baru!
Selamat hari baru!
Selamat jam baru!
Selamat menit baru!
Selamat detik baru!

Tapi semuanya mungkin luput dari ingatan. Hal-hal yang mungkin kita anggap remeh, padahal mungkin penting juga.

Saya adalah orang yang suka memperhatikan hal-hal kecil, yang menurut orang lain tidak penting sekalipun. Buat saya, hidup yang saya alami adalah kalkulasi dari setiap momen yang saya lewati. Saya mengibaratkan hidup seprti ‘puzzle’ : terpecah berai dengan dimaksudkan untuk disusun supaya saling melengkapi dan mempunyai arti. Saya menghargai setiap adegan-adegan hidup yang saya alami. Saya suka mencatat kejadian sehari-hari yang saya alami, ditulis supaya saya selalu ingat apa saja yang telah saya alami, kapan dan dimana saya mengalaminya, siapa-siapa saja yang mewarnai hidup saya, bagaimana hidup pernah memperlakukan saya. Kepingan-kepingan itu akan berusaha saya ingat, bukan untuk selalu menoleh ke belakang, bukan untuk mencari celah kegalauan apabila saya mengingat yang pahit-pahit atau juga bukan untuk mendamba kenangan manis yang sudah lalu dan tertinggal di belakang. Saat saya menulis rapi kejadian-kejadian hidup dan suatu hari saya membacanya kembali, saya cuma ingin 2 hal: belajar dan bersyukur. Kalau saya menulis hal-hal buruk, saat membacanya kembali mungkin akan terasa sakit sedikit, tapi dari itulah saya akan belajar menjadi lebih kuat. Kalau saya menulis hal-hal manis, saat membacanya mungkin akan ada jutaan ucap syukur yang saya limpahkan pada-Nya. Ya intinya, bukan meratapi masa lalu tapi mensyukuri :)

Tahun 2011 saya lewati dengan banyak banyak banyak rasa syukur. Tuhan selalu sayang sama saya lewat cara-Nya yang selalu unik dan hebat, bisa dengan “memberi” ataupun “memperingati”. Apapun kejadian yang saya alami, saya akan selalu merasa beruntung selama saya masih dikelilingi oleh orang-orang yang saya sayangi. Bahagia sekali rasanya :)

Banyak juga rencana-rencana di tahun 2012, tapi intinya ya cuma 1: saya ingin selalu membahagiakan orang-orag yang saya sayangi. Is that simple? Ya itu visinya, mungkin selalu sama di setiap tahunnya, tapi misinya yang berbeda-beda dan banyak sekali. Yang banyak sekali itu sudah saya tulis rapi juga, akan saya sampaikan lewat doa-doa supaya Tuhan membacanya. Semoga saya dikasih kesempatan untuk melengkapi kepingan-kepingan puzzle yang saya inginkan itu di tahun 2012. Amien :)

Seperti yang sudah saya bilang, setiap waktu adalah berharga, setiap momen adalah penting. Sesungguhnya kita bisa merayakan setiap milisekon waktu yang akan kita hadapi di depan. Tapi toh tidak ada salahnya menyambut momentum tahun baru dengan sukacita. Anggap saja hari ini menjadi titik introspeksi sekaligus pengisian amunisi pundi-pundi semangat untuk menyusun kepingan-kepingan puzzle yang akan hadir di depan kelak. Tahun baru berarti semangat baru, semangat baru hari ini, semangat baru besok, semangat baru besok-besok-besoknya lagi, semangat selalu! :D


25.12.11

You are my everything, Ibu :)


Seorang anak bertanya pada Tuhannya:
Rabb, mengapa ibuku sering menangis?

Allah menjawab:
Karena ibumu seorang wanita.
Aku menciptakan wanita sebagai makhluk yang istimewa.
Aku kuatkan rahimnya untuk melahirkan benih manusia.
Dan aku tabahkan pribadinya untuk terus berjuang saat orang lain menyerah.
Aku beri dia rasa sensitif untuk mencitai putra putrinya.
Aku tanamkan rasa saying yang akan meninabobokan anak-anaknya, dan beragi cerita dengan putra putrinya yang beranjak dewasa.
Aku beri dia kekuatan memikul beban keluarga tanpa mengeluh.
Aku kuatkan batinnya untuk tetap menyayangi dengan putra putrinya sekalipun.
Aku beri dia kemudahan untuk melindungi batin suaminya.
Aku beri dia kebijakan untuk mengerti bahwa suami yang baik takkan pernah menyakitinya.
Tapi kadang itu hanyalah ujian apakah dia wanita setia.
Bundamu sosok yang sangat kuat jika kau lihat bundamu menangis, karena aku beri dia air mata yang bisa digunakan sewaktu-waktu untuk membasuhkan luka batinnya dan memberikan kekuatan baru.  
(dari sebuah artikel islam)


Ibu selalu melantunkan nama anak-anaknya untuk setiap doa di setiap hari, di setiap jam, bahkan di setiap detik hidupnya. Ibu selalu mengusahakan yang terbaik untuk anak-anaknya, meskipun itu berarti harus ada pengorbanan untuk dirinya. Saat anaknya masih kecil, ibu tak kenal lelah mengantarnya ke sekolah atau kemanapun anaknya ingin pergi. Ibu selalu menyempatkan waktu untuk anak-anaknya, walaupun kadang saat itu anak-anak sering menyalahartikan kepeduliannya dengan berpikir bahwa ibu terlalu posesif dan bawel. Saat anaknya beranjak remaja, ibu tetap menjadi orang yang paling pengertian. Ibu kadang berpura-pura tidak tahu apa-apa untuk menjaga perasaan anaknya, padahal nalurinya selalu tahu rahasia sekecil apapun yang anaknya sembunyikan. Saat beranjak dewasa, ibu menjadi orang yang lebih sabar karena harus menunggu anak-anaknya pulang dari kesibukan di luar sana.



Mengingat ibu selalu membuatku kuat meski sedang dalam titik terendah sekalipun. Pada akhirnya, ibu selalu menjadi rumah bagiku, tempat dimana anak-anaknya bisa pulang.Ibu adalah orang yang paling aku sayangi melebihi apapun di dunia ini. Ibu itu orangnya baik, baik sekali, ibu itu sayang sekali sama anak-anaknya. Ibu selalu rela melakukan apapun yang terbaik untuk anak-anaknya. Ibu selalu tidak ingin melihat anak-anaknya sedih. Padahal aku tahu kalau beliau sudah tidak merasakan kasih sayang seoarang ibu semenjak kecil, tapi itu tidak membuatnya mati rasa, bahkan kasih sayang yang beliau berikan untuk anak-ananya sangatlah besar. Sampai-sampai ibu selalu menjadi alasanku untuk menangis terharu karena ketulusannya yang tak terhingga itu. Mengingat wajah ibu selalu memberikan kekuatan untukku, ibu adalah  alasanku untuk tetap semangat setiap hari. Ibu adalah doaku setiap hari.



Terima kasih Allah, untuk menakdirkan aku jadi anaknya, untuk memberikan cinta setulus itu lewat ibu. Aku sayang sekali pada ibu, tapi harus lebih sayang sama Allah ya, supaya Allah juga semakin sayang sama ibu :) Aku juga harus selalu berusaha jadi insan yang terbaik, jadi anak solehnya ibu. Bukan cuma karena ingin meraih surga di telapak kakinya, terlebih karena ingin menjadikannya seorang ibu hebat di mata Allah sehingga beliau layak mendapatkan surga-Nya kelak. Amien :)

22.12.11

Dream Shelves

via pinterest
Ayah-ibu asyik berdiskusi di bawah.
Anak-anak mengeja sambil berceloteh riang di atas.

21.12.11

Bekas Luka

Ada bekas luka di lutut sebelah kiri.
Padahal jatuhnya sudah lama.
Saat kecil, lebih dari sewindu yang lalu.
Aku heran, kenapa luka itu belum hilang.
Luka itu berarti sakit, kan?
Tapi aku sudah tidak merasa apapun.
Sakit karena jatuhnya sudah tak terasa.
Kronologisnya pun sudah tak bisa diingat.
Berarti luka itu sudah hilang ya.
Lalu yang di lutut kiri itu apa?
Bekas luka. Hanya bekas luka.
Tapi kenapa masih berbekas?
Masih berbekas bukan berarti masih terluka.
Saat melihat bekas luka di lutut kiri itu, mungkin aku akan mengingat bahwa aku pernah jatuh.
Perkara bagaimananya, aku sudah lupa.
Tentang seberapa sakitnya, ya aku sudah tidak ingat.
Yang tersisa di lutut kiri itu cuma bekasnya,
untung bukan lukanya.

20.12.11

Saat Hujan Deras

Hujannya deras sekali.
Harusnya kamu sedang duduk manis nonton film kartun sambil menyeruput segelas susu cokelat panas, dik.
Bukannya menerobos deras ini sambil membawa payung super besar yang bahkan bikin tubuhmu oleng. 
Saya takut kamu sakit karena basah kuyupnya sekujur tubuhmu. 
Kamu terus menggigil dan itu membuat saya semakin tak kuat saja melihatnya. 
Tapi tentu saja kamu kuat, dan bahkan waktumu saja tak pernah disempatkan untuk sekadar menangis, kan. 
Maka saya juga akan belajar kuat darimu, untuk tidak mengeluarkan air mata tetapi justru selalu mendoakan kamu. 
Karena saya melihat pelangi itu, bukan cuma dari corak payung raksasamu, tapi juga dari binarnya matamu. 

Sabar ya, dik, setiap hujan pasti mendatangkan pelangi, sebentar lagi :)


via google

13.12.11

Mainan Anak-anak

Pernah menjadi kanak-kanak, kan? Dunia yang indah, begitu polos, lugu, dan penuh tawa. Satu-satunya manis yang dirasa adalah wujud cinta ayah-ibu lewat sebuah mainan. Bayangkan mainan itu adalah wujud cinta edisi muda, versi bocah ingusan. Mainan yang dibelikan banyak sekali, dari mulai mainan plastik murah meriah yang dijual pedagang keliling hasil rengekan pada ibu, sampai mainan bagus keluaran supermarket yang ayah hadiahkan di hari ulang tahun. Tapi semuanya nampak sama saja, tak ada beda. Di mata anak kecil yang masih tak tahu dunia ini, semua sama: mainan ya pemenuh rasa cinta.


via weheartit

Tapi diantara yang banyak dan sama itu trnyata ada yang menjadi pusat perhatian curahan cinta. Pernah punya mainan kesayangan? Saat kamu tak pernah melewatkan satu episode permainan pun tanpa mainan itu. Kamu sombong pada teman-teman komplek tentang hebatnya si mainan. Dan saat si teman jahil ingin mencoba mainanmu, kamu tepis tangan itu sambil berteriak kesetanan. Si jahil lalu berubah menjadi si cengeng. Lalu entah mengapa, kamu akhirnya ikut merengek juga.

Dan mengadu pada ibu, “Aku cuma ngga mau dia rusak mainanku yang paling bagus!”

Dengan bijaknya ibu menasihati sambil menenangkan seraya mengusap air mata yang mengalir sederas ingus lalu yang bercampur membuat rasa asin di lidah. Kok asin? Menangis itu tidak enak ya. Isakan dengan bahu naik-turun membuat lelah. Lebih baik membeli es krim. Lebih enak.
Sambil makan es krim, ibu bilang,”Jangan bertengkar lagi ya, itu kan temanmu. Mainan kalau rusak bisa beli yang baru.”
Orang dewasa suka seenaknya, tidak mengerti. Tapi lelehan es krim rasa vanilla di mulut serta angin semilir membuat semua kejadian dramatisasi tadi terlupakan. Lenyap sekejap.

via weheartit

Tik tok tik tok…

Waktu bergulir. Mainan itu sudah usang. Tapi masih tetap yang tersayang. Semakin hari semakin takut. Bukan lagi karena khawatir direbut oleh teman sepermainan, tapi karena usangnya seiring waktu berlalu. Takut sekali. Mungkin sudah waktunya mainan itu masuk ke tempat sampah. Ah, sedih sekali membayangkannya! Tak tega. Bukannya ayah tak mampu membelikan yang baru, bahkan yang lama pun masih ada, bertumpuk. Tapi hanya tak ingin yang tersayang  ini rusak. Masih ingin selalu membuat permainan dengan tokoh utama yang sama. Hanya tak ingin yang satu ini rusak. Cukup itu. Sesederhana itu. Tapi siapa yang bisa mengendalikan? Terlalu sering dimainkan jadi mudah rapuh. Dan hari ini mainan kesayangan positif rusak. Tumpahlah tangisan mebanjiri hari-hari. Rengekan tak penting mungkin menurut orang dewasa.

Tapi ibu masih peduli, lalu bilang, “Sudah, nak, jangan menangis lagi. Nanti kita beli yang baru. Atau nanti kalau kamu sudah besar, kamu bisa punya mainan apapun yang kamu mau, yang lebih bagus.”

via weheartit

Anak kecil tahu apa. Dibilang begitu, muncullah tekad mencari mainan yang tahan banting, tak lekang oleh zaman, yang bisa menemani setiap saat. Mainan paling bagus di seluruh dunia. Sesederhana itu.

28.10.11

Secangkir Kopi dan Segelas Susu


via www.flickr.com
Butuh secangkir kopi untuk membuat mata ini terjaga.
Agar otak ini tetap bekerja dan tangan terus berkarya.
Terpaksa harus ada kopi di setiap malam karena air putih saja takkan cukup.
Tapi kadang semua rutinitas membuat badan terlalu lelah.
Jatuh dan kalah.

Dan kadang terpikirkan untuk menukar ribuan cangkir itu hanya dengan segelas susu.
Segelas susu coklat panas sebagai penutup hari.
Hari-hari yang mungkin tidak terlalu indah tapi ditutup dengan manisnya bermimpi.
Bosan pada secangkir kopi di di dini hari, karena segelas susu di penghujung malam lebih menggiurkan.


via www.flickr.com














Aku rindu dan aku cuma ingin segelas susu.
Supaya bisa tertidur lelap lalu bermimpi indah lagi seperti dulu.

27.10.11

Ketika kesabaran bertemu lelahnya dan akhirnya jatuh.
Dan akhirnya (lagi-lagi) cuma air mata yang jadi kekuatan terakhir saya.
Saya cuma ingin pulang.
Ini tersesat atau memang harus mencari jalan lain untuk menemukan rumah baru?
Dan akhirnya (lagi-lagi) cuma ini yang bisa keluar dan jatuh.

22.10.11

Jalan Lurus

via http://leilockheart.tumblr.com


“Carilah jalan yang luru-lurus saja, Nak.”


Setelah cukup dewasa, si anak akhirnya mengerti apa makna dari jalan lurus yang dimaksudkan ibunya. Bukan hanya memandang lurus ke depan tanpa menoleh ke kiri-kanan, tapi untuk berjalan dan melihat apa yang ada di sekeliling dengan tetap berpijak pada sumbu yang lurus itu. Dia berhenti bertanya kenapa. Untuk mencari jawabannya dia hanya perlu berjalan lurus seperti petuah ibunya. Sekarang dia mengerti. Dia berjalan lurus bukan semata-mata demi menghormati orang yang paling dicintainya itu. Justru dia belajar untuk dirinya sendiri. Orang yang paling dicintainya itu telah mengajarkan tentang bagaimana mencintai hidup. Perjalanan meniti jalan lurus itu memang tak akan selalu mudah, si anak berjanji akan selalu teguh dengan selalu mengingat wajah ibunya di setiap perjalanan. Si anak akhirnya terus berjalan lurus, karena dia tahu pasti apa yang ingin ia temukan di ujung sana.

Tuhan mungkin sedang menguji. Tuhan  mungkin sedang berbicara padamu lewat bahasa kesedihan, lewat kata-kata bak air mata. Tapi tidak berarti Tuhan jahat. Tuhan selalu baik. Mungkin sekarang episodenya saja yang sedang kelam.

8.10.11

perempuansore: Heart In Waiting

perempuansore: Heart In Waiting: Cinta indah pada waktunya, gue bakal nunggu waktu yang tepat itu. Paling tidak, ini keyakinan gue. Ini status tweet. Ini curcol. Y...

menikahlah karena Allah, bukan karena Cinta

Ya Rabbi, Aku berdoa untuk seorang pria, yang akan menjadi bagian dari hidupku.

Seorang pria yang sungguh mencintaiMU lebih dari segala sesuatu.

Seorang pria yang akan meletakkanku pada posisi kedua di hatinya setelah Engkau.

Seorang pria yang hidup bukan untuk dirinya sendiri tetapi untukMU.

Seorang pria yang mempunyai sebuah hati yang sungguh mencintai dan haus akan Engkau dan memiliki
keinginan untuk menauladani sifat-sifat Agung-Mu.

Seorang pria yang mengetahui bagi siapa dan untuk apa ia hidup, sehingga hidupnya tidaklah sia- sia.

Seorang pria yang memiliki hati yang bijak bukan hanya sekedar otak yang cerdas.

Seorang pria yang tidak hanya mencintaiku tetapi juga menghormati aku.

Seorang pria yang tidak hanya memujaku tetapi dapat juga menasehati ketika aku berbuat salah.

Seorang pria yang mencintaiku bukan karena kecantikanku tetapi karena hatiku.

Seorang pria yang dapat menjadi sahabat terbaikku dalam tiap waktu dan situasi.

Seorang pria yang dapat membuatku merasa sebagai seorang wanita ketika berada disebelahnya.

Seorang pria yang membutuhkan dukunganku sebagai peneguhnya.

Seorang pria yang membutuhkan doaku untuk kehidupannya.

Seorang pria yang membutuhkan senyumanku untuk mengatasi kesedihannya.

Seorang pria yang membutuhkan diriku untuk membuat hidupnya menjadi sempurna.

Dan aku juga meminta: Buatlah aku menjadi seorang perempuan yang dapat membuat pria itu bangga.

Berikan aku sebuah hati yang sungguh mencintaiMU, sehingga aku dapat mencintainya dengan cintaMU, bukan mencintainya dengan sekedar cintaku.

Berikanlah SifatMU yang lembut sehingga kecantikanku datang dariMU bukan dari luar diriku.

Berilah aku tanganMU sehingga aku selalu mampu berdoa untuknya.

Berikanlah aku penglihatanMU sehingga aku dapat melihat banyak hal baik dalam dirinya dan bukan hal buruk saja.

Berikan aku mulutMU yang penuh dengan kata- kata kebijaksanaanMU dan pemberi semangat, sehingga aku dapat mendukungnya setiap hari, dan aku dapat tersenyum padanya setiap pagi.

Dan bilamana akhirnya kami akan bertemu, aku berharap kami berdua dapat mengatakaan "Betapa besarnya

Engkau karena telah memberikan kepadaku seseorang yang dapat membuat hidupku menjadi sempurna".

Aku mengetahui bahwa Engkau menginginkan kami bertemu pada waktu yang tepat dan Engkau akan membuat segala sesuatunya indah pada waktu yang Kautentukan.

via http://maskarina.blogsome.com

Tulisanku sok tua.
Lukisanku seperti bocah. 
Pikiranku? 
Semoga selalu tepat sesuai dengan waktunya.
via http://leilockheart.tumblr.com

Jangan coba-coba terbang kalau ngga punya sayap yang kuat, atau seengganya kalau ngga punya kaki yang lebih kuat. Yang bakalan tetap berdiri, berpijak kalau tiba-tiba harus jatuh!

6.9.11

PLiST – PROKM, dari garis start ke garis start

PLiST, 2006

PLiST, Pengenalan Lingkungan SMAN Tiga. Garis start, permulaan menuju masa putih-abu. Yang ternyata tak ingin saya temui garis finishnya. Bahkan sampai sekarang. Tapi eksistensi seorang pelari takkan nyata sampai  akhirnya ia lewati habis semua treknya. Garis finish sudah terlewat jauh di belakang. Sekarang bukan lagi zamannya putih atau abu. Mungkin hitam.



PROKM, 2009

PROKM, Pengenalan Ruang Orientasi Keluarga Mahasiswa ITB. Ternyata sebuah garis finish hanyalah sebuah jeda untuk menghinggapi garis start selanjutnya. Ternyata si pelari tak berhenti berlari, harus terus mencari. Hari ini adalah masa warna-warni. Ada me-ji-ku-hi-bi-ni-u. Lalu bagaimana dengan putih atau abu? Jelas tetap eksis, karena sesungguhnya warna-warni itu merangkum semua yang ada.

Sahabat adalah kebutuhan jiwa, yang mesti terpenuhi.
dialah ladang hati, yang kau taburi dengan kasih,
dan kau panen dengan penuh rasa terima kasih.
Dan dia pulalah naungan dan penghangatmu,
karena engkau menghampirinya saat lapar dan saat butuh kedamaian.
Apabila dia bicara mengungkapkan pikirannya,
engkau tiada takut membisikkan kata ‘tidak’ di kalbumu sendiri,
kau juga tiada menyembunyikan kata ‘ya’.
Dan tiada maksud lain dari persahabatan,
kecuali saling memperkaya roh kejiwaan.
Karena kasih yangmasih menyisakan pamrih dalam jangkauan misterinya,
bukanlah kasih, tetapi sebuah jala yang ditebarkan,
hanya menangkap yang tiada diharapkan.
Dan persembahkanlah yang terindah bagi sahabatmu.
Jika dia harus tahu musim surutmu,
biarlah dia mengenal pula musim pasangmu.
(Kahlil Gibran)

-Buku Pink, 1 Desember 2005

27 Agustus 2011

5.9.11

Selamat Lebaran!

Amplop THR


Selamat lebaran sepupu dan keponakan kecilku yang lucu-lucu! Nikmatilah dulu semua baju baru dan angpau di tiap tahunmu. Sampai akhirnya nanti ada waktunya kalian tumbuh dan memaknai hakikat lebaran yang lebih dari sekedar itu.